News

FISIP UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG BELAJAR PUSAT KAJIAN KE FISIP UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

FISIP UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG BELAJAR PUSAT KAJIAN KE FISIP UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

Bertempat di Ruang meeting Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) UIN Sunan Ampel, pada hari Kamis tanggal 28 Juli 2022 menerima kunjungan dari Fisip UIN Sunan Gunung  Djati (UIN SGD). Kunjungan yang dimaksudkan untuk saling belajar ini, diterima oleh Dekan Fisip, jajaran wakil dekan, jurusan serta prodi. Fisip Uinsa dan Fisip UIN SGD memiliki sejarah berdiri yang sama, yaitu di tahun 2014, dengan prodi yang berbeda. UIN SGD saat ini memiliki 3 Prodi, yaitu Sosiologi, Ilmu Politik dan Administrasi Publik. Sedangkan Fisip Uinsa memiliki 3 prodi pula, yaitu Sosiologi, Ilmu Politik dan Hubungan Internasional. Kunjungan tersebut dilakukan untuk menyambung silaturrahim sekaligus menjadi forum untuk saling berbagi informasi terkait pengembangan pendidikan di kedua fakultas.

Dalam sambutan selamat datangnya, Dr. Abd. Chalik menegaskan bahwa silaturrahim semacam ini perlu dipertahankan karena baik UINSA maupun UIN Sunan Gunung Djati sama-sama berada pada satu “tubuh”, yaitu sebagai PTKIN di bawah Kementerian Agama RI. sejarah berdirinya Fisip, pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi, serta pengembangan prodi yang mendapat support oleh Pusat Kajian. Fisip Uinsa telah menggagas kerjasama, baik di level lokal, seperti Pemerintah Kabupaten dan Kota, level Nasional seperti KPU, Bawaslu, serta beberapa Partai Politik dan Lembaga Sosial Kemasyarakatan. Sedangkan di level internasional, melalui Prodi Hubungan Internasional, selain melakukan kerjasama dengan kemenlu, juga dengan beberapa konjen maupun kedutaan asing di Indonesia.

Menanggapi sambutan tersebut, Wakil Dekan 3 FISIP UIN Sunan Gunung Djati menyampaikan bahwa terdapat empat hal yang ingin dipelajari dari FISIP UINSA. Pertama, implementasi MBKM. Kedua, akreditasi A yang diperoleh prodi Sosiologi. Ketiga, pendirian prodi Hubungan Internasional. Keempat, tata kelola organisasi mahasiswa. Tim Manajemen FISIP UINSA pun menjawab keempat hal tersebut melalui diskusi yang dikemas dalam sesi bincang santai.

Tim Manajemen FISIP UINSA memulai presentasinya dengan menyebutkan bahwa FISIP UINSA memiliki tiga pusat kajian yang telah banyak berkontribusi bagi kemajuan FISIP UINSA selama ini. Pertama, Pusat Kajian Indonesia-Tiongkok. Kedua, Pusat Kajian Perdesaan dan Politik Lokal. Ketiga, Pusat Kajian Islam dan Diplomasi. Ketiga pusat kajian tersebut menjadi “panggung” bagi FISIP UINSA untuk menarik kerja sama dengan pihak luar. Dengan memperkuat jalinan kerja sama dengan pihak luar ini lah, maka FISIP UINSA dapat merealisasikan banyak kegiatan yang menunjang peningkatan kompetensi dosen maupun mahasiswa.

Hal yang paling menarik dari pertemuan tersebut adalah ketika pihak FISIP UIN Sunan Gunung Djati menunjukkan semangatnya untuk mendirikan prodi Hubungan Internasional. Semangat ini didorong oleh tingginya minat masyarakat yang berharap prodi Hubungan Internasional dapat didirikan di UIN Sunan Gunung Djati. Dengan melihat perkembangan prodi Hubungan Internasional UINSA yang sudah berhasil mengantarkan dua alumninya menjadi diplomat muda di Kementerian Luar Negeri RI, Tim Manajemen FISIP UIN Sunan Gunung Djati merasa tertantang untuk segera merealisasikan pendirian prodi Hubungan Internasional mengikuti jejak keberhasilan prodi Hubungan Internasional FISIP UINSA.