UINSA Column

UNIVERSITI KEBANGSAAN MALAYSIA RAMAH DISABILITAS

UNIVERSITI KEBANGSAAN MALAYSIA RAMAH DISABILITAS

Saya memiliki prinsip di dalam  hidup bahwa akan selalu ada jalan bagi setiap niat baik. Sesuatu yang dirasa tidak mungkin akan selalu berujung pada kemudahan disaat kita percaya bahwa Allah selalu menolong hambanya. Ini pula yang saya tengah alami.

Saya adalah seorang penyandang disabilitas yang saat ini berstatus sebagai Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya. Saya bisa dikatakan mengalami lumpu ringan. Saya mengalami kekurangan pada anggota gerak yaitu tangan dan kaki, disebabkan selongsong peluru yang masuk ke kepala saya 2006 silam, dan merusak syaraf gerak saya sebelah kiri. Keadaan ini akhirnya mengikis hampir semua mimpi saya.

Liburan perkuliahan Idul Adha menjadi awal bagi saya mengetahui dunia luar. Saya termasuk dalam sepuluh mahasiswa terpilih untuk melakukan Student Exchange ke Malaysia, tepatnya di Universiti Kebangsaan Malaysia. Rasa senang dan bahagia menyelimuti saya. Namun, ada satu ketakutan terbesar saya, Bagaimana saya bisa bertahan disana sebagai penyandang Disabilitas ? Bagaimana Mobilitas saya disana dengan kondisi kaki dan tangan yang mengalami lumpuh ringan ? Pertanyaan itu selalu membayangi hari-hari saya berikutnya.

Nyatanya, kondisi sangat jauh berbeda dengan yang saya pikirkan ketika saya tiba di Universiti Kebangsaan Malaysia. Disini, mereka menyebut penyandang Disabilitas dengan sebutan Orang Kurang Upaya (OKU). Tahun 2022, ada 45 Mahasiswa dan 41 Staf Universiti Kebangsaan Malaysi yang berstatus penyandang disabilitas, dengan 18% diantaranya mengalami gangguan pendengaran. Seluruh penyandang disabilitas di Universiti Kebangsaan Malaysia berada dibawah naungan Unit Perkhidmatan dan Sokongan OKU (UPS-OKU)

UPS-OKU berdiri pada 12 Desember 2019 dibawah naungan  Naib Canselor UKM. UPS-OKU menjadi wadah dan dukungan terhadap ketidakmampuan penyandang disabilitas yang terdiri dari pelajar, staf, dan pelawat UKM.

UPS-OKU memiliki beberapa tugas. Unit ini bertugas untuk mengumpulkan dan memproses informasi mengenai keberadaan penyandang disabilitas di UKM. Informasi tersebut kemudian akan menjadi rujukan bagi Universitas untuk mengadakan infrastruktur pendukung bagi peyandang disabilitas. Selain itu, UPS-OKU juga bertugas menjadi jembatan antara penyandang disabilitas dengan pihak Kerajaan Malaysia. UPS-OKU juga menampung berbagai aduan mengenai pelayanan penyandang disabilitas. Yang tidak kalah penting, UPS-OKU akan bertugas meningkatkan kesadaran para akademisi Universiti Kebangsaan Malaysia terkait keberadaan penyandang disabilitas.

Ada berbagai fasilitas yang disediakan oleh Universiti Kebangsaan Malaysia guna memudahkan akses para penyandang disabilitas. Universiti Kebangsaan Malaysia menyediakan pengangkutan mahasiswa menggunakan bus. Fasilitas seperti ini tentu saja memudahkan para penyandang disabilitas fisik. Universiti Kebangsaan Malaysia juga membangun Guiding Block, atau jalan pemandu. Selain itu, Universiti Kebangsaan Malaysia melalui UPS-OKU secara konsisten melakukan pendampingan psikologis dan pemberdayaan. Pemberdayaan ini meliputi Pengembangan diri dan kewirausahaan.  Universiti Kebangsaan Malaysia juga menyediakan alat bantuan belajar berupa alat pendengaran, alat penglihatan, dan kursi roda bagi para penyandang disabilitas. Yang satu ini mungkin lebih istimewa lagi. Universiti Kebangsaan Malaysia memberikan bantuan keuangan bagi mereka yang menyandang status disabilitas. 

Dalam melaksanakan pembelajaran, terkadang para peyandang disabilitas mengalami kendala. Kendala tersebut bisa disebabkan mobilitas, yang akhirnya bisa saja berpengaruh pada proses belajar. Menyikapi hal ini, Universiti Kebangsaan Malaysia melalui UPS-OKU akan selalu memantau proses pembelajaran setiap penyandang disabilitas. UPS-OKU juga akan menjadi juru runding antara mahasiswa dan tenaga  pendidik agar terjadi suasana pembelajaran yang inklusif.

Selain untuk mahasiswa, Universiti Kebangsaan  Malaysia juga sangat peduli terhadap staf penyandang disabilitas. Para staf penyandang disabilitas akan mendapatkan sarana transportasi khusus untuk mendukung mobilitas. Selain itu, kebutuhan pribadi para staf menyangkut kemudahan akses akan senantiasa dipenuhi. Dan terakhir, staf juga akan mendapatkan pendampingan khusus dari UPS-OKU terkait psikologinya.

Itulah sedikit kesan yang sangat mendalam bagi saya ketika mengikuti Student Exchange UINSA-UKM. Sebagai penyandang disabilitas, saya sangat merasa terbantu dengan berbagai sarana dan prasarana yang ada disini. Perguruan tinggi adalah rumah bagi siapa saja yang inin belajar, tanpa ada perbedaan. Sudah selayaknya para penyandang disabilitas memperoleh hak yang sama untuk memudahkan kegiatan belajar mereka. Sudah saatnya kita bergandengan tangan, tanpa ada perbedaan.

 

Penulis: Muhammad Iqbal Wi'an (mahasiswa student exchange di UKM Malaysia)