Diskusi Kelompok (Small Group Discussion)

Hampir setiap mata kuliah, dosen pengampu menggunakan metode diskusi dalam kelas. Di samping model ceramah yang digunakan, diskusi kelompok menjadi salah satu pilihan dalam memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk kreatif mengemukakan pendapat dan saling tukar pikiran. Tentunya, jalannya diskusi tetap dalam pengawasan dosen.

Simulasi (Role-Play & Simulation)

Metode simulasi digunakan dalam mata kuliah tertentu, misalnya mata kuliah simulasi fatwa dan persidangan. Tentunya, mata kuliah tersebut dibutuhkan praktik langsung dengan metode simulasi. Hal ini karena mahasiswa akan lebih mudah memahami secara cepat dengan model simulasi. Metode simulasi akan memberikan pengalaman baru bagi mahasiswa secara langsung dalam memahami substansi mata kuliah tersebut.

Langkah/Aktivitas Pembelajaran

  1. Mahasiswa mempelajari dan menjalankan suatu peran yang ditugaskan kepadanya.
  2. Mahasiswa mensimulasikan suatu keterampilanatau kejadian/kasus tertentu

Keterangan

Merancang situasi/ kegiatan yang mirip dengan yang sesungguhnya, bisa berupa bermain peran, model komputer, atau berbagai latihan simulasi.

Studi Kasus (Case Study)

Metode studi kasus ini digunakan dalam mata kuliah tertentu. Misalnya, mata kuliah Studi dan Lembaga Fatwa di Indonesia. Mata kuliah ini, sejatinya dirancang selaian mahasiswa dituntut untuk memahmai secara komprehensif seputar lembaga fatwa, juga diharapkan mampu menganalisis suatu fatwa tertentu. Kajian suatu kasus tertentu yang melahirkan fatwa tertentu pula menjadi bagian yang tidak terpisah dari mata kuliah ini. Oleh karena itu, mahasiswa juga dituntut untuk mengkaji fatwa-fatwa tertentu dari berbagai aspeknya.

Kolaboratif (Collaborative Learning)

Metode ini, secara ototmatis juga digunakan dalam pembelajaran. Sebagiamana sebelumnya, dikemukakan bahwa dalam perkuliahan juga digunakan metode diskusi, maka tidak bisa dipungkiri bahwa pembelajaran kolaboratif juga terjadi dalam sebuah diskusi. Secara sederhana, pembelajaran kolaboratif merupakan bentuk pembelajaran yang melibatkan banyak pihak sehingga mampu mendapatkan ide-ide secara kolaboratif dan saling melengkapi satu sama lain di antara para mahasiswa.

Keterangan

  1. Hampir sama dengan cooperative learning, akan tetapi pada collaborative learning setiap anggota kelompok memiliki keahlian yang berbeda-beda saling bekerja sama untuk menyelesaikan masalah bersama demi mencapai tujuan bersama.
  2. Sebagai contoh kolaborasi kelompok band yang akan menampilkan sebual pertunjukkan maka terdiri dari anggota kelompok yang masing-masing memiliki keahlain yang berbeda ada gitaris, drummer, vocalis, basis semua bekerja sama mencapai tujuan bersama.

Kooperatif (Cooperative Learning)

Metode ini digunakan bertujuan untuk menghasilkan pengetahuan akademik, membiasakan untuk menerima adanya keragaman dalam kelas dan pengembangan keterampilan social. Prodi Perbandingan Mazhab menggunakan metode ini sebagai bentuk pembelajaran kepada mahasiswa atas keragaman budaya dan ras di antara mahasiswa. Oleh karena itu, diharapkan dengan metode ini mampu menumbuhkan sikap toleransi di kalangan mahasiswa sehingga terwujudnya sikap saling menghargai satu sama lainnya.

Langkah/Aktivitas Pembelajaran

  1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi mahasiswa
  2. Menyajikan informasi
  3. Mengorganisasikan mahasiswa ke dalam kelompok
  4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar
  5. Evaluasi (setiap kelompok mempersentasikan hasil kerjanya atau bisa juga pemberian soal/quiz)
  6. Memberikan penghargaan

Keterangan

Metode ini memiliki banyak variasi, seperti: JIGSAW, dan Team Game Tournament/TGT.

Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Metode pembelajaran berbasis proyek di Prodi Perbandingan Mazhab belum digunakan karena memang orientasi yang diharapkan dari perkuliahan adalah pengetahuan yang bersiafat kognitif, sehingga pola-pola pembelajaran yang digunakan pun lebih pada metode yang tidak berbasis proyek. Hal ini karena disamping mata kuliah Prodi Perbandingan Mazhab masih tidak ada yang berhubungan dengan proyek, juga memang dalam prodi masih menitikberatkan pada pendekatan model pembelajaran yang relevan dengan mata kuliah yang ditawarkan di perkuliahan.

Langkah/Aktivitas Pembelajaran

  1. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Esensial)
  2. Mendesain Perencanaan Proyek
  3. Menyusun Jadwal
  4. Memonitor Kemajuan Proyek
  5. Menguji Proses Dan Hasil Belajar
  6. Melakukan Evaluasi Pengalaman Membuat Proyek Atau Pengalaman Kegiatan Belajar.

Keterangan

  1. Mahasiswa melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
  2. Adanya sistematika waktu yang jelas mulai perencanaan pelaksanaan dan evaluasi menjadi ciri khas pembeda dengan problems based learning.

Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning/PBL)

Pembelajaran berbasis masalah ini juga digunakan sebatas pemahaman mahasiswa terhadap fenomena actual sosio-kultural masyarakat yang dihubungkan dengan beberapa fatwa atau produk hukum lainnya. Dengan demikian, pembelajaran model ini sangat relevan dengan pembahasan fatwa-fatwa kontemporer terhadap masalah-masalah actual dan menjadi perhatian public. Metode semacam ini digunakan untuk mrnumbuhkan sikap kritis dan peka terhadap problematika social yang sedang mengemuka di masyarakat.

Langkah/Aktivitas Pembelajaran

  1. Orientasi mahasiswa pada masalah
  2. Mengorganisasi mahasiswa untuk belajar
  3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
  4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
  5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Keterangan

  1. Diawali pemberian permasalahan konteks yang kompleks
  2. Belajar peran berbagai profesi melalui situasi – situasi nyata atau yang disimulasikan (seperti permasalahan arseitek, pengusaha catering, tukang parkir, pemilik kos, dll)
  3. melibatkan multi disiplin ilmu (misalkan permasalahan pembangunan perumahan melibatkan materi matematika, ekonomi, seni, kesehatan lingkungan dll)

Penemuan-Inkuiri (Discovery-Inquiry Learning)

Pembelajaran Discovery dan Inquiry sebenarnya hampir sama yaitu pembelajaran penemuan. Namun ada hal dasar yang membedakan keduanya: Pada discovery masalah yang disajikan dosen sudah mengetahui (karena sengaja direkayasa) namun mahasiswa belum mengetahui. Misalnya mahasiswa diminta dosen untuk menyelidiki penyebab perbedaan pendapat antara imam mazhab dalam jumlah salam pada salat mayit. Pada kasus ini dosen sudah secara jelas mengetahui penyebabnya. Sedangkan pada inquiry masalah yang disajikan baik dosen maupun mahasiswa belum mengetahui penyebabnya.

 

Catatan: Selain model/metode pembelajaran yang dijelaskan di atas, masih banyak metode lain yang bisa digunakan seperti: Ceramah, Debat, Mind Mapping, metode bermain, Demonstrasi, laboratorium, Information Search, Cooperative Script, Karya wisata, Resitasi-tanya jawab, Index card match, dan Two stay two stray.